Header Ads

Diduga Teler, Oknum Polisi Mengamuk di (THM) Venom

WATAMPONE,LAMELLONGNEWS.COM---, Citra polisi kembali tercoreng diduga pengaruh minuman keras oknum polisi yang bertugas Kanit Intel Polsek Lappariaja Aipda Andi Rifai mengamuk di salah satu Tempat Hiburan Malam (THM) Venom di Jl. MH Thamrin, Minggu 13 September sekira pukul 03.45 Wita.

Informasi yang dihimpun Tempat Kejadian Perkara (TKP), insiden bermula, seorang disc jockey (DJ) yang tampil, padahal saat itu bukan jobnya pentas di panggung, pemilik Kafe Mansyur alias Ancu berteriak meminta agar DJ itu turun dari panggung. Bersamaan dengan itu ada pengunjung lain yang memecahkan benda tak jauh dari WC.

Saat itu pula wartawan yang sudah siaga di TKP langsung mengambil gambar. Melihat kamera on. Aipda Andi Rifai ini  berusaha menyerang wartawan menggunakan gelas minuman hingga ke luar THM.

Saat hendak dilerai pengunjung dan anggota polisi lain, Andi Rifai malah berteriak-teriak mengeluarkan sejumlah ucapan yang mencoreng nama insitusinya.

“Silahkan lapor ke pak kapolres, saya Andi Rifai pangkat Aipda. Istri saya Dokter, tinggal di Jl Sungai Saddang, siapa kamu apakah wartawannya Fajar silahkan dimuat jangan kalian saya bisa beli dan saya akan habisi kamu dengan preman,” teriaknya dengan nada tinggi.

“Wartawan ya silahkan angkat, menghadap ke kapolres tidak ada urusan dengan itu,” tambahnya.

Menurut keterangan seorang gadis pramusaji yang tak mau namanya dikorankan, pelaku diduga dalam keadaan mabuk sebelum masuk ke THM itu.

“Dia sempat tersinggung karena adanya liputan,pengambilan gambar,sebelumnya memang saya melihat jika Andi Rifai ini berniat untuk memukul gelas wartawan yang hendak meliput,untung saya lerai karena jika tidak wartawan itu akan mengalami luka yang keras karena andi rifai mengikuti wartawan itu keluar guna untuk memukulnya dengan gelas”ungkapnya

Wartawan yang diserang menggunakan, gelas minuman saat mengambil gambar, Lukman mengaku tidak mengetahui akar permasalahan itu. Dia baru mengetahui ada perselisihan saat pelaku berteriak-teriak lalu terdengar bunyi benda pecah.

Saya tidak tau persoalan dia tersinggung. Tidak selayaknya polisi begitu menyerang wartawan yang sedang liputan. Bahkan dia membawa gelas minuman untuk dipecahkan di kepala saya. Semua wartawan yang ada di lokasi diintervensi a gar tidak mengambil gambar,” katanya.

Sebagai wartawan kata, Lukman sudah menjadi kewajiban mengklarifikasi jika ada peristiwa yang terjadi. Termasuk menanyakan penyebab pelaku mengamuk.

“Saya cuma mau mengklarifikasi kenapa tersinggung dan mengamuk. Malah kami nyaris menjadi sasaran,” tutupnya.

Karena merasa terancam nyawanya Lukman wartawan Radar Bone ini melaporkan oknum polisi tersebut kepihak berwajib.

Penulis : Rizal
Editor  : Ruz

Tidak ada komentar